Di saat yang sama, rata-rata harga jual batu bara PTBA atau yang dikenal dengan average selling price (ASP) tetap stabil di Rp1,1 juta per ton.
Akibat dari stabilnya harga jual serta peningkatan volume penjualan yang signifikan tersebut, pendapatan perseroan mampu meningkat sebesar 21 persen secara tahunan menjadi Rp10 triliun.
Tantangan utama PTBA terletak pada kenaikan harga pokok penjualan, maka itu manajemen terus berupaya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri dan peluang ekspor, serta efisiensi secara terukur di semua lini demi mempertahankan kinerja positif.
"Harga Pokok Penjualan mengalami kenaikan, di antaranya karena biaya jasa penambangan, bahan bakar, royalti, angkutan kereta api. Karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor untuk mempertahankan kinerja positif," ujar Direktur SDM PTBA, Suherman, beberapa waktu lalu.
Pertumbuhan pendapatan PTBA mengungguli emiten batu hitam lainnya seperti PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) hingga PT Kideco Jaya Agung (Kideco) yang merupakan bagian dari PT Indika Energy Tbk (INDY).