Selain kemampuan perseroan dalam mencapai target operasionalnya seperti pencapaian volume penjualan serta upaya untuk menekan beban dengan penurunan stripping ratio, hal menarik lain dari kondisi bisnis PTBA adalah likuiditas yang dimiliki perseroan.
PTBA tergolong sebagai tambang batu bara yang bisa dibilang cash rich. Hal tersebut tercermin dari posisi kas dan setara kas perseroan pada triwulan I-2023 yang mencapai Rp15,5 triliun atau setara dengan 46,4 persen dari total aset.
Secara historis kondisi likuiditas yang tercermin dari kas dan setara kas PTBA juga terus mengalami perbaikan. Porsi kas dan setara kas terhadap total aset meningkat pesat.
Untuk diketahui, porsi kas dan setara kas PTBA terhadap total aset pada akhir 2022 mencapai 45,4% atau meningkat dari 36,1 persen pada akhir 2021 dan nyaris dua kali lipat dibandingkan dengan tahun 2020.
Dapat dibayangkan hampir 50 persen aset PTBA merupakan aset yang likuid. Dengan kekuatan likuiditas yang besar, maka hal tersebut dapat meningkatkan nilai tambah bagi pemegang saham termasuk MIND ID melalui pembagian dividen. (TSA)