Tetap Setia Pegang Saham ‘Boncos’
Seiring dengan penurunan saham BBHI, Chairul Tanjung juga mengalami tekanan karena menggenggam saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Tercatat, bos CT Corp tersebut membeli saham maskapai penerbangan tersebut melalui PT Trans Airways pada tahun 2012 lalu, sebelum initial public offering (IPO), yakni sebesar Rp620/saham.
Di tahun yang sama, Chairul Tanjung menyuntikkan dana sebesar USD250 juta atau setara dengan Rp2 trilliun dengan asumsi kurs Rp8.000/USD pada tahun 2012.
Di samping itu, pada 2021 lalu, pendiri CT Corp tersebut turut menambah kepemilikan sahamnya di emiten penerbangan ini senilai Rp317,23 miliar.
Dengan demikian, bos CT Corp ini telah menggelontorkan dana pribadinya hingga Rp2,32 triliun untuk menguasai GIAA.
Sayangnya, bukannya cuan, saham GIAA justru malah semakin merosot. Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (9/2), harga saham GIAA sudah ambruk menyentuh Rp99/saham.
Artinya, Chairul Tanjung kembali boncos akibat ambruknya saham GIAA hingga 84,03 persen dibanding harga saham yang ia beli pada tahun 2012 lalu.
Gurita Bisnis Chairul Tanjung
Selain menguasai sejumlah saham, Chairul Tanjung dikenal sebagai pengusaha yang memiliki gurita bisnis di berbagai bidang.
Adapun, ia dikenal sebagai sebagai pemegang saham utama perusahaan media CT Corp yang menaungi beberapa media di Indonesia baik saluran televisi maupun media-media online ternama.
Beberapa media yang berada di bawah naungan CT Corp antara lain TransTv, Trans7, Transvision, detikcom, CNN Indonesia, Haibunda, CNBC Indonesia, Beautynesia, dan lain sebagainya.
Chairul Tanjung juga memiliki sejumlah bisnis properti, di antaranya adalah Mega Indah propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, hingga Para Bandung Propertindo.
Dengan bisnis properti miliknya ini, Chairul Tanjung pun mampu mengelola Trans Studio yang merupakan pusat bermain untuk keluarga.
Selain itu, Chairul Tanjung juga diketahui memiliki bisnis properti residensial yakni TransPark.
Chairul Tanjung juga memiliki berbagai lini bisnis di bidang keuangan. Selain mengendalikan BBHI dan MEGA, konglomerat ini juga menjadi pemilik Bank Mega Syariah melalui kepemilikan saham PT Mega Corpora sebesar 99,99%.
Bos CT Corp ini juga menjalankan bisnis asuransi melalui PT Asuransi Jiwa Mega Life yang berdiri pada 2003 silam. Perusahaan ini merupakan perusahaan asuransi hasil joint venture dengan Sinar Mas Group.
Terakhir, Chairul Tanjung juga memiliki bisnis di bidang retail, yakni PT Trans Retail Indonesia atau Transmart. Sayangnya, bisnis retail tersebut telah menutup beberapa gerainya sejak tahun lalu.
Setidaknya, terdapat 12 gerai Transmart yang telah tutup permanen pada 2022. Adapun, total gerai Transmart yang tutup sejak 2021 hingga awal 2023 telah mencapai 39 gerai.
Periset: Melati Kristina
(ADF)