IDXChannel – Harga saham emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) tiba-tiba melonjak tinggi dan ditutup melesat pada perdagangan Senin (12/9/2022) di tengah rumor yang beredar di pasar. Manajemen APLN turut menanggapi rumor tersebut.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham APLN melejit 29,66% ke Rp153/saham. Kenaikan saham APLN mulai terlihat sejak awal sesi II setelah selama sesi I cenderung mendatar.
Nilai transaksi saham APLN mencapai Rp63,98 miliar. Sementara, volume saham APLN mencapai 451,33 juta saham, lebih tinggi (breakout) dari rerata volume dalam 20 hari terakhir (13,37 juta).
Dengan ini, dalam sepekan, saham APLN melejit 33,04%, dalam sebulan melompat 31,90%. Adapun, sejak awal tahun (ytd), saham APLN naik 25,41%.
Manajemen Tanggapi Rumor
Sebelumnya, di kalangan pelaku pasar beredar rumor soal sebuah perusahaan asing akan mengakuisisi pusat perbelanjaan milik APLN.
Asal tahu saja, Mall Central Park hingga Senayan City merupakan mal yang dikelola APLN.
Corporate Secretary APLN F. Justini Omas mengatakan, rumor tersebut bukan berasal dari perseroan.
“Yang pasti rumor yg beredar saat ini bukan dari APLN sumbernya,” jelas Justini Omas, saat dihubungi IDXChannel, Senin (12/9).
Justini melanjutkan, belum ada informasi teranyar yang dapat dilaporkan perusahaan ke publik saat ini.
“Mohon maaf dari APLN sampai saat ini belum ada informasi yang dapat kami sampaikan. Sebagai perusahaan terbuka dan publik, APLN pasti akan memberikan keterbukaan informasi (pada saatnya) bila memang ada fakta-fakta material terkait kegiatan bisnis yang dilakukan APLN,” kata Justini.
Target Kinerja 2022
Sementara, soal target kinerja tahun ini, Justini bilang, perusahana optimistis akan bisa membalik rugi menjadi laba alias turnaround.
“Kami cukup optimis tahun ini APLN dapat kembali membukukan laba. Upaya keras ditambah berdoa,” tutup Justini.
Informasi saja, sejak periode tahun penuh (FY) 2019 sampai FY2021, APLN masih menanggung rugi bersih.
Teranyar, APLN berhasil memangkas rugi bersih pada semester I 2022. Mengutip laporan keuangan perusahaan, rugi bersih APLN susut 5,92% menjadi Rp383,41 miliar dari Rp407,56 miliar.
Penurunan rugi bersih sejalan dengan meningkatnya angka penjualan perseroan sebesar 41,75% menjadi Rp2,20 triliun dari sebelumnya Rp1,55 triliun.
Jurus Baru APLN
Dalam pemberitaan sebelumnya, Marketing Director APLN, Agung Wirajaya mengatakan perseroan sedang fokus mempercepat progres pembangunan proyek properti di berbagai wilayah di Indonesia. Hal tersebut diharapkan dapat memacu daya beli masyarakat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan konsumen atas properti.
"Kami berharap inisiatif Agung Podomoro dalam membangkitkan industri properti ini dapat mendorong pemulihan perekonomian nasional sehingga pulih lebih cepat,” kata Agung dalam keterangan resminya, Kamis (8/9/2022).
Sepanjang paruh pertama tahun 2022, penjualan properti berkontribusi cukup signifikan terhadap pendapatan usaha yang mencapai total Rp2,20 triliun. Pada semester I, APLN membukukan pengakuan penjualan sebesar Rp1,55 triliun, naik 48,0 persen dari Rp1,05 triliun pada periode sama sebelumnya.
Adapun proyek-proyek properti Agung Podomoro di berbagai daerah seperti Podomoro City Deli Medan dan Podomoro Park Bandung mencatat nilai pengakuan penjualan terbesar.
“Kami menghadirkan sejumlah proyek berkualitas seperti Kota Podomoro Tenjo yang dibangun saat pandemi, dan disambut sangat antusias hingga terjual lebih dari 4.200 unit dalam waktu 2 tahun setelah diluncurkan," tuturnya.
Agung mengatakan pihaknya sadar betul bahwa pulihnya industri properti membutuhkan kolaborasi dari seluruh pihak mulai dari pengembang, pelaku industri, konsumen, dan pemerintah. Di tengah situasi ekonomi yang dinamis, industri properti dinilai perlu didorong untuk pulih lebih cepat agar daya beli masyarakat bangkit lebih kuat.
“Insentif pemerintah yang memberikan relaksasi juga patut diapresiasi dan didukung terus, kami melihat bahwa program ini berdampak sangat luar biasa bagi masyarakat dan pelaku industri properti,” pungkasnya. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.