IDXChannel - Saham Asia tergelincir pada Rabu (16/8/2023) karena data ekonomi China kembali di bawah ekspektasi.
Dilansir dari Reuters, Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang memperlebar penurunan hingga turun 1,17% ke level terendah dalam 11 pekan.
Harga rumah baru China turun untuk pertama kalinya tahun ini di Juli 2023. Ini memberikan lebih banyak tekanan bagi Beijing untuk mengeluarkan dukungan kebijakan yang lebih agresif.
Pada Selasa, China melaporkan data aktivitas ekonomi yang lebih lemah dari yang diharapkan. Biros Statistik Nasional kemudian mengumumkan pihaknya Beijing tidak akan lagi merilis data pengangguran kaum muda.
PBOC juga secara tak terduga menurunkan suku bunganya pada Selasa, lebih awal dari yang diperkirakan banyak investor. Langkah bank sentral menyusul serangkaian data pinjaman dan kredit yang mengecewakan, gejolak pasar properti serta ancaman deflasi.
"Sentimen investor terhadap China sangat buruk," kata Redmond Wong, ahli strategi pasar Greater China di Saxo Markets.
Wong sangat prihatin dengan penurunan penjualan ritel China dari bulan ke bulan dan investasi infrastruktur yang lemah. Kedua hal tersebut menunjukkan kurangnya belanja pemerintah daerah.
Saham China dan Hong Kong melanjutkan penurunan dengan Indeks Hang Seng turun sebanyak 1,39% dan Indeks CSI 300 China tercatat 0,45% lebih rendah.
"Kami pikir bank sentral China tidak cukup keras menurunkan suku bunga, mendorong lebih banyak pinjaman dan merangsang aktivitas konsumen," kata John Milroy, penasihat investasi di Ord Minnett.