Rasio price to book value (PBV) perseroan saat ini tercatat masih berada di bawah 0,4x, jauh di bawah kisaran satu kali yang lazim dijadikan acuan wajar untuk emiten.
Dari sisi kinerja operasional, TUGU membukukan pertumbuhan yang konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Laporan keuangan konsolidasian hingga Kuartal III-2025 menunjukkan premi bruto meningkat 5,6 persen secara tahunan, dari sekitar Rp6,86 triliun pada September 2024 menjadi sekitar Rp7,25 triliun pada September 2025.
Laba tahun berjalan juga naik sekitar 5,9 persen dari Rp592 miliar menjadi Rp626 miliar pada periode yang sama.
Total aset perseroan tumbuh 15,9 persen menjadi sekitar Rp32,0 triliun, sementara ekuitas meningkat sekitar 6,1 persen menjadi Rp11,1 triliun. "Pertumbuhan TUGU bukan hanya terjadi pada sisi top line, tetapi juga tercermin pada penguatan struktur neraca perusahaan," ujarnya.
Kinerja tersebut juga ditopang oleh posisi permodalan yang sangat kuat jika dibandingkan dengan rata-rata industri. Risk-Based Capital (RBC) TUGU tercatat berada di kisaran 360,9 persen, jauh di atas kisaran rata-rata industri asuransi umum dan reasuransi di kisaran 326 persen. Rasio Kecukupan Investasi (RKI) perseroan juga dilaporkan pada level 272,6 persen, jauh lebih tinggi dari rata-rata sektor yang di kisaran 166,5 persen.