Selain bank kakap, sejumlah saham konglomerat raksasa juga menjadi pemberat (laggard). Sebut saja, emiten properti milik Aguan dan Grup Salim PANI anjlk 3,96 persen dan emiten otomotif Grup Astra ASII yang terdepresiasi 1,06 persen.
Saham-saham perbankan yang biasanya menjadi pendorong IHSG, bersama saham milik konglomerat, belakangan ini berada di bawah tekanan. Aksi jual investor asing serta sejumlah sentimen negatif turut memperberat pelemahan di sektor ini.
CGS International dalam riset tertanggal 14 Maret 2025 mencatat kepemilikan asing di bank-bank besar Indonesia terus menurun dalam beberapa bulan terakhir akibat ketidakpastian makro dan kebijakan pemerintah.
Penurunan terbesar terjadi pada saham BMRI pada Februari 2025, mengikuti tren serupa di bank lain sebelumnya.
Dari sisi valuasi, bank-bank BUMN saat ini diperdagangkan pada 1,4 kali P/BV dan 8 kali P/E untuk proyeksi 2025, sementara valuasi BBCA turun ke 3,8 kali P/BV dan 18,4 kali P/E.