Namun, ia juga mengingatkan potensi margin call yang bisa memicu trading halt kembali. "Potensinya ada. Perlu diingat bahwa sebentar lagi adalah ex-date perbankan dalam pembagian dividen, sehingga di momen itu akan ada koreksi dari market," demikian kata Michael.
Menurutnya, risiko terbesar saat ini justru datang dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berada di level tertinggi. "Jika kita tidak mampu menjaga level rupiah, maka akan ada capital outflow kembali," kata Michael.
Selain itu, ia juga menilai aturan trading halt dan ARB yang diterapkan Bursa Efek Indonesia (BEI) kurang tepat dalam situasi saat ini. "Karena ini membatasi pergerakan investor asing yang memang saat ini jelas masih akan melakukan outflow," ujarnya.
Ia pun menyarankan investor untuk meninjau kembali strategi portofolio saham mereka. "Saat itu adalah harga yang cukup menarik," tuturnya.
Aturan ARB dan Trading Halt Baru
Mulai Selasa (8/4/2025), Bursa Efek Indonesia (BEI) menerapkan aturan baru terkait auto rejection bawah (ARB) dan penghentian sementara perdagangan efek.