Saham bank digital--dan secara umum bank mini--sejatinya masih dalam tren menurun (bearish trend). Sejak awal tahun ini (ytd), harga saham ARTO, misalnya, masih anjlok 66,25 persen. Kemudian, saham AGRO ambles 70,17 persen dan BBYB merosot 65,40 persen ytd.
Kejar Modal Inti Minimum
Bank digital saat ini sedang mengejar pemenuhan modal inti minimum. Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberi peringatan kepada umum dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk memenuhi ketentuan memiliki modal inti Rp3 triliun pada akhir 2022.
Berdasarkan ketentuan pemenuhan modal Rp3 triliun sesuai Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum, bank yang tidak memenuhi ketentuan tersebut akan turun kasta menjadi Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Adapun menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia bertajuk “Digital Banking Sector: Long-term Growth Opportunities” yang dirilis pada Senin (10/10) menyebutkan, adanya kemungkinan yang ditempuh bank digital dalam meningkatkan modalnya melalui pasar saham.
“Kami melihat jika bank tersebut memilih meningkatkan modal tambahan melalui pasar ekuitas, maka ada kemungkinan terjadinya tekanan terhadap saham mereka karena pasar dan sentimen yang kurang menguntungkan saat ini,” tulis analis Samuel Sekuritas Indonesia, Paula Ruth.