sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Bank Raksasa Kembali Naik, BBRI Bentuk Gap Up

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
28/06/2024 11:00 WIB
Empat saham emiten bank raksasa (big cap) kompak naik pada lanjutan sesi I, Jumat (28/6/2024), melanjutkan rebound sejak Kamis (27/6).
Saham Bank Raksasa Kembali Naik, BBRI Bentuk Gap Up. (Foto: Freepik)
Saham Bank Raksasa Kembali Naik, BBRI Bentuk Gap Up. (Foto: Freepik)

Usulan tersebut disampaikan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto setelah menghadiri Sidang Kabinet Paripurna yang membahas masalah perekonomian di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (24/6) lalu.

Airlangga menambahkan, langkah ini diharapkan dapat mengurangi beban perbankan dalam mencadangkan kerugian akibat Kredit Usaha Rakyat (KUR).

“Ke depan, kami memperkirakan CoC (cost of credit/biaya kredit) akan mengalami pelonggaran pada 2H24 [semester II-2024] karena BBRI berencana menerapkan langkah-langkah restrukturisasi untuk meningkatkan kualitas aset,” tulis analis Trimegah.

Cukup berbeda dengan Trimegah, Stockbit Sekuritas menilai, performa BBRI pada 5M24 sebagai hasil yang kurang memuaskan lantaran beban provisi masih membengkak, dengan CoC masih lebih buruk dari guidance manajemen.

“Meski beban provisi membengkak, BBRI masih mencatatkan pertumbuhan Pre-Provision Operating Profit (PPOP) dan laba bersih, tetapi hal tersebut utamanya didorong oleh penerimaan dividen dari anak usaha,” kata analis Stockbit, Kamis (27/6).

Sementara, jelas Stockbit, performa positif dapat dilihat dari dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat pesat. Di samping itu, meski beban bunga masih membengkak, realisasinya pada 5M24 terlihat melandai. Peningkatan beban bunga pada Mei 2024 dan 5M24 merupakan yang terendah secara tahunan sepanjang 2024.

Berdasarkan penjelasan BRI Danareksa Sekuritas dalam riset pada 10 Juni 2024, sektor perbankan menghadapi tekanan pada biaya dana (cost of fund/CoF) dan likuiditas, tetapi kualitas aset tetap aman.

Dari pandangan lainnya, Macquarie pada 29 Mei 2024 menulis, saham BBRI menjadi saham yang paling banyak dibahas dalam marketing terbaru mereka di Asia, Amerika Serikat (AS), dan Britania Raya dan Eropa.

“Sebagian besar investor sepakat bahwa koreksi ini adalah peluang,” demikian kata Macquarie, dikutip Jumat (14/6).

Macquarie melanjutkan, masalah kualitas aset pada kuartal I-2024 diperkirakan bersifat sementara. Meskipun, era likuiditas ketat akan tetap berlangsung sepanjang 2024, kata Macquarie, BRI siap menghadapi biaya dana yang lebih tinggi.

Sejurus dengan itu, Macquarie menanggalkan asumsi pemotongan suku bunga dan mengasumsikan beban kredit yang lebih tinggi di 2024, yang mengarah pada penurunan estimasi laba per saham (earnings per share/EPS) selama 2024/2025.

“Kami optimistis dengan pergeseran franchise mikro BRI menuju Kupedes yang lebih berkualitas dan menguntungkan. Meskipun beban kredit mungkin tetap tinggi tahun ini, percepatan hapus buku (write-off) akan mendorong pemulihan yang lebih tinggi dengan dampak netral terhadap keseluruhan laba,” tulis Macquarie.

Ketidakpastian global hingga fiskal dalam negeri serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga akhir-akhir ini turut membebani kinerja saham sektor perbankan—dan pasar modal dalam negeri secara umum.  (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement