"Saya rasa mereka yang memprediksi emas akan mencapai USD3.000 pada akhir tahun ini terlalu optimistis," ujarnya.
"Saya tidak melihat itu terjadi dalam tiga atau empat bulan ke depan. Namun, ini mungkin saja terjadi tahun depan, selama tidak ada gangguan pada proyeksi suku bunga yang diharapkan."
Meskipun target harga pastinya masih diperdebatkan, para analis sepakat bahwa emas akan semakin penting dalam portofolio investasi ke depannya.
Pekan lalu, analis di Société Générale memperbarui portofolio multi-aset mereka, meningkatkan alokasi emas dari 5 persen menjadi 7 persen, menjadikannya satu-satunya posisi komoditas mereka. Mereka mencatat, emas adalah satu-satunya komoditas yang saat ini mengalami penguatan.
"Siklus pelonggaran moneter global dan pembelian emas oleh bank sentral, terutama dari negara-negara yang tidak bersekutu dengan Barat, mendorong kenaikan harga emas," tulis para analis.