Michael menegaskan langkah ini merupakan pencapaian bergengsi bagi BRMS. “Dan ini adalah hal yang prestisius bagi BRMS karena bisa masuk ke dalam indeks internasional ini,” ujar Michael.
Ia mengungkapkan arus dana masuk pada 19 September terbilang jumbo. “Inflow pada 19 September cukup besar di kisaran Rp2,5 triliun. Ini bahkan setara dengan FTSE big caps,” katanya.
Lebih jauh, Michael menyoroti potensi BRMS untuk meraih indeks global lainnya.
“Hal menarik lain adalah potensinya BRMS untuk masuk MSCI dan FTSE pada November 2025 jika mampu mempertahankan angka 600 pada observation period,” demikian Michael menjelaskan.
Sementara, menurut Sucor Sekuritas, dalam riset pada 15 September 2025, masuknya BRMS ke GDX menjadi titik balik signifikan bagi likuiditas, visibilitas, dan akses perseroan ke investor asing.
Sucor Sekuritas memperkirakan, inklusi BRMS dalam GDX berpotensi menarik aliran dana pasif sekitar USD80 juta, atau sekitar lima kali lipat dari rata-rata volume transaksi harian sahamnya.