“Pergerakan ini wajar karena kenaikan yang terjadi di pre-close pada Jumat lalu merupakan tipikal order dari fund manager yang biasa menggunakan order MOC (mark on close),” ujarnya, Senin (22/9/2025).
Michael juga menyoroti penyebab lonjakan harga yang kerap terjadi akibat jenis order tersebut. “Sering terjadi lonjakan karena volume yang tidak sesuai antara demand dan supply,” katanya.
Sebelumnya, Michael menilai masuknya BRMS ke GDX membawa keuntungan strategis bagi emiten tersebut.
“Ketika investor berinvestasi di GDX, kita tidak beli emas fisik, tapi saham-saham perusahaan pertambangan emas,” ujar Michael, Jumat (19/9/2025) lalu.
Ia menambahkan, potensi keuntungannya bisa jauh lebih besar. “Keuntungannya bisa lebih besar jika harga emas naik karena leverage, profit perusahaan tambang bisa meningkat lebih cepat daripada cuma emas fisik,” tuturnya.