Namun, Teguh tidak menampik isu pencemaran lingkungan dapat menjadi salah satu faktor BRMS tak mendapatkan penilaian di Indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) Indonesia.
Pasalnya, emiten yang masuk Indeks MSCI Indonesia sudah harus menerapkan environmental, social dan governance (ESG) dalam operasionalnya.
“Jadi betul, kalau memang ada masalah serius terkait kerusakan lingkungan, pencemaran seperti itu, bisa tidak jadi masuk indeks MSCI itu karena dia tidak memenuhi ESG tadi. Mungkin bisa berpengaruh, tapi kalau memang tidak terbukti ya harusnya bisa tetap masuk sahamnya,” katanya.
(DESI ANGRIANI)