sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham BUMN Karya & ACST Menggeliat, Hanya Sesaat atau Bakal Balik Arah?

Market news editor Melati Kristina - Riset
22/08/2022 07:00 WIB
Meski downtrend, saham emiten konstruksi pelat merah melesat sepekan. Kendati ditopang sentimen positif, kinerja keuangan emiten ini masih belum pulih.
Saham BUMN Karya & ACST Menggeliat, Hanya Sesaat atau Bakal Balik Arah? (Foto: MNC Media)
Saham BUMN Karya & ACST Menggeliat, Hanya Sesaat atau Bakal Balik Arah? (Foto: MNC Media)

Belum Sepenuhnya Pulih, Kinerja Keuangan Sebagian Emiten Konstruksi Masih Negatif

Walaupun sudah membaik, sebagian emiten di sektor konstruksi masih mengalami kinerja keuangan yang negatif di semester I-2022.

Salah satunya adalah ACST yang menanggung rugi bersih di semester I-2022 yaitu sebesar Rp114,45 miliar. Adapun rugi bersih tersebut telah menyusut hingga 25,28 persen dibanding semester I-2021.

Selain menderita rugi bersih, ACST juga mengalami penurunan pendapatan hingga minus 21,02 menjadi Rp508,70 miliar.

Sama seperti ACST, WSKT turut menanggung rugi bersih sebesar Rp236,52 miliar. Padahal, di periode yang sama tahun lalu, emiten ini dapat membukukan laba bersih sebesar Rp154,13 miliar.

Meski demikian, emiten ini masih mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan bersih sebesar 29,29 persen dibanding semester I-2021. Adapun pendapatan bersih WSKT di semester I-2022 naik menjadi Rp6,09 triliun. (Lihat tabel di bawah ini.)

Sementara emiten konstruksi dengan kinerja keuangan ‘terboncos’ yaitu WIKA, yang laba bersihnya ambles hingga minus 98,30 persen di triwulan I-2022. Laba bersih yang dibukukan di periode ini mencapai Rp1,33 miliar.

Tak hanya laba bersih yang merosot, pendapatan bersih WIKA juga ikut anjlok sebesar minus 19,40 persen secara yoy di triwulan I-2022 menjadi Rp3,16 triliun.

Berdasarkan laporan keuangannya, turunnya pendapatan bersih WIKA di periode ini salah satunya disebabkan oleh melonjaknya beban pajak dan penghasilan sebesar 1.945,45 persen menjadi Rp7,37 miliar. Padahal di periode sebelumnya, beban dari segmen ini hanya sebesar Rp360,28 juta.

Adapun beban lainnya yang meningkat secara signifikan yakni beban penjualan yaitu 99,95 persen menjadi Rp3,07 miliar di triwulan I-2022. Sedangkan beban lain yang meningkat yakni beban umum dan administrasi yaitu Rp202,20 miliar atau naik 19,76 persen.

Kendati sebagian emiten konstruksi mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan yang negatif, perusahaan BUMN ADHI dan PTPP masih mencatatkan kinerja keuangan yang baik di semester I-2022.

Adapun pendapatan bersih yang diperoleh PTPP di semester I-2022 sebesar Rp9,02 triliun atau tumbuh 39,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersihnya juga meningkat 1,07 persen secara yoy menjadi Rp86,96 miliar.

Sementara ADHI menjadi emiten konstruksi yang baik pendapatan bersih maupun laba bersihnya tumbuh paling ‘moncer’ di antara emiten lainnya. Adapun di triwulan I-2022, pertumbuhan pendapatan bersih ADHI melesat 78,79 persen menjadi Rp3,79 triliun.

Selain itu, laba bersihnya juga paling unggul yakni naik 5,41 persen secara yoy. Di periode ini, ADHI membukukan laba bersih Rp7,11 miliar, sedangkan di periode yang sama tahunlalu laba bersih yang dibukukan yakni Rp6,74 miliar.

Meningkatnya pendapatan ADHI secara signifikan ditopang oleh naiknya pendapatan dari sektor engineering dan konstruksi sebesar 83,58 persen dibanding triwulan I tahun lalu.

Sementara di triwulan I-2022, pendapatan dari sektor ini mencapai Rp3,25 triliun, yang mana berkontribusi 85,72 persen terhadap total pendapatan bersih ADHI.

Adapun sektor lainnya juga mengalami peningkatan, yakni properti dan hospitality (Rp235,53 miliar) serta investasi dan konsesi (Rp150,01 miliar).

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement