Atas dasar itu, BEI telah mengirimkan surat kepada manajemen CAMP untuk menjawab pertanyaan-pernyataan ihwal volatilitas harga saham perseroan. Otoritas juga meminta kepada investor untuk mencermati kinerja dan rencana aksi korporasi jika ada.
CAMP adalah produsen ice cream yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh Sabana Prawirawidjaja (Ultrajaya Group) sebesar 83,94 persen. Jumlah saham CAMP yang dimiliki masyarakat sekitar 9,48 persen.
Pada tahun lalu, CAMP membukukan pendapatan Rp1,14 triliun, naik tipis 0,6 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp1,13 triliun. Sementara laba bersih perseroan tercatat Rp127 miliar, tumbuh 5 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp121 miliar.
Pengamat pasar modal Teguh Hidayat menilai, kinerja CAMP di sektor konsumer tergolong biasa. Namun harga sahamnya secara valuasi menarik dibandingkan peers-nya.
"CAMP tergolong undervalue untuk ukuran saham consumer goods berfundamental baik, apalagi jika dibandingkan dengan Sido Muncul, Kalbe Farma, Unilever, atau bahkan sister company-nya Ultrajaya," katanya.
(RFI)