sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham CBRE Turun 3 Hari di Tengah Rencana Rights Issue, Analis Soroti Hal Ini

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
11/11/2025 16:12 WIB
Saham emiten jasa angkutan laut PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) kembali ditutup melemah pada Selasa (11/11/2025).
Saham CBRE Turun 3 Hari di Tengah Rencana Rights Issue, Analis Soroti Hal Ini. (Foto: CBRE)
Saham CBRE Turun 3 Hari di Tengah Rencana Rights Issue, Analis Soroti Hal Ini. (Foto: CBRE)

IDXChannel – Saham emiten jasa angkutan laut PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) kembali ditutup melemah pada Selasa (11/11/2025), di tengah rencana perseroan untuk melakukan penambahan modal melalui rights issue.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham CBRE ditutup melemah 3,28 persen ke level Rp1.180 per saham pada perdagangan terakhir. Dengan penurunan tersebut, CBRE tercatat terkoreksi selama tiga hari beruntun sejak Jumat (7/11) pekan lalu.

Secara mingguan, saham ini masih mencatat kenaikan tipis 0,85 persen. Namun dalam sebulan terakhir, harganya merosot 19,45 persen.

Kendati begitu, secara year to date (YtD), saham CBRE masih melonjak signifikan hingga 6.110 persen. Kenaikan tajam ini terutama terjadi pada periode September hingga mencapai puncak pada Oktober, yang mendorong euforia kuat di kalangan investor ritel.

Efeknya terlihat jelas pada jumlah pemegang saham. Per Oktober 2025, jumlah investor yang menggenggam saham CBRE meningkat tajam 45.554 orang menjadi total 67.982 investor. Padahal, per 31 Agustus 2025, jumlah pemegang sahamnya baru 7.431 individu.

Sementara itu, pandangan analis masih cenderung berhati-hati terhadap pergerakan saham CBRE.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, M. Nafan Aji, menuturkan bahwa arah harga masih memerlukan konfirmasi teknikal tambahan. “CBRE rekomendasinya adalah wait and see,” ujar Nafan, Selasa (11/11/2025).

Ia menjelaskan, hal ini berkaitan dengan struktur pergerakan harga yang belum memperlihatkan sinyal pembalikan arah yang solid. “Karena belum ada konfirmasi terjadinya candlestick pattern yang positif,” imbuh dia.

Di sisi lain, pandangan teknikal juga disampaikan oleh pengamat pasar modal Michael Yeoh. Ia menilai, pergerakan harga CBRE saat ini masih berada dalam fase pembentukan pola.

“CBRE sedang berada dalam pola konsolidasi symmetrical triangle,” ujar Michael, Selasa (11/11).

Menurutnya, formasi teknikal tersebut menuntut perhatian khusus pada level penahan harga atawa support. “Dalam pola ini penting untuk mempertahankan batas support sebagai syarat arah bullish,” kata dia.

Michael menambahkan, sejauh ini area penting yang perlu diperhatikan berada pada level harga Rp1.110.

Rencana Rights Issue

CBRE berencana melakukan Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) alias rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 48 miliar saham baru.

Rencana ini disampaikan perseroan dengan merujuk pada ketentuan POJK 32/2015 dan akan dilaksanakan setelah memperoleh pernyataan efektif dari OJK.

Manajemen menuturkan bahwa aksi korporasi ini ditujukan untuk memperkuat struktur permodalan sekaligus menarik partisipasi investor dalam pengembangan usaha perseroan ke depan.

Dana hasil rights issue, setelah dikurangi biaya emisi, akan digunakan untuk pembayaran sebagian utang kepada pihak ketiga, kebutuhan modal kerja, serta pembiayaan rencana penambahan armada (CapEx).

CBRE juga berencana melakukan konversi utang menjadi saham. Berdasarkan laporan keuangan interim per 31 Oktober 2025, utang yang akan dikonversi berasal dari perjanjian promissory note dengan Hilong Shipping Holding Limited senilai USD25 juta, Yafin Tandiono Tan senilai USD11 juta, PT Saga Investama Sedaya senilai USD12,5 juta, serta PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) senilai USD6,5 juta.

Perseroan telah menerima surat pemberitahuan dari masing-masing pihak yang menyatakan memilih opsi konversi tersebut.

Pelaksanaan PMHMETD akan mengikuti ketentuan jangka waktu maksimal 12 bulan sejak persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Perseroan telah mengumumkan rencana penyelenggaraan RUPSLB pada 10 November 2025, dengan penetapan daftar pemegang saham yang berhak hadir pada 24 November 2025. RUPSLB dijadwalkan berlangsung pada 18 Desember 2025.

Tanggapi Rumor Hafar-Gunanusa

Dalam siaran pers teranyar pada Senin (10/11/2025), CBRE menegaskan bahwa perolehan kontrak sewa kapal Hilong 106 sepenuhnya dilakukan hanya dengan PT Gunanusa Utama Fabricators (GUF). Klarifikasi ini disampaikan perseroan melalui keterbukaan informasi No. Ref: 0075/CS-CBRE/JKT/XI/2025 tertanggal 5 November 2025.

Dalam kerja sama tersebut, kontrak sewa berlangsung selama delapan tahun dengan nilai sekitar Rp4,3 triliun. CBRE bertindak sebagai subkontraktor untuk mendukung proyek-proyek Engineering, Procurement, Construction, and Installation (EPCI) yang ditangani GUF, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

Unit kapal yang disediakan dan dioperasikan CBRE adalah Offshore Support Vessel tipe Pipe Laying & Lifting Vessel, yang mampu mendukung operasi bawah laut, penanganan beban berat, hingga pemasangan pipa di laut dalam.

Direktur Utama CBRE, Suminto, menambahkan perolehan kontrak jumbo dari PT Gunanusa Utama Fabricators akan memberikan dampak masif pada transformasi perseroan ke depannya.

"Saat ini, perseroan sedang mempersiapkan pelaksanaan right issue sebagai langkah strategis untuk memperkuat struktur permodalan. Selain itu, CBRE juga akan memiliki dua calon investor strategis yang berasal dari sektor EPCI (Engineering, Procurement, Construction and Installation) dan T&I (Transportation & Installation) yang akan memperkuat posisi CBRE sebagai penyedia layanan pendukung industri energi nasional dan regional,” ujarnya.

Pernyataan tersebut sekaligus menanggapi siaran pers PT Hafar Daya Konstruksi (HDK), anak usaha PT Petrosea Tbk (PTRO), yang pada 7 November 2025, menegaskan bahwa ekspansi bisnis yang tengah dilakukan perseroan tidak berkaitan dengan CBRE, seperti rumor yang beredar di sejumlah media daring.

Penegasan ini disampaikan tengah berjalannya proyek HDK dalam konsorsium bersama PT Gunanusa Utama Fabricators untuk pengembangan Lapangan Hidayah, Wilayah Kerja North Madura II yang dikelola Petronas Carigali North Madura II Ltd.

Wakil Presiden Direktur PT Hafar Daya Konstruksi, Dito Danarianto Sudarbo, menegaskan bahwa perusahaan tidak memiliki hubungan dengan CBRE, baik dari sisi kepemilikan maupun kerja sama.

“Kami juga ingin kembali menegaskan bahwa Hafar tidak memiliki afiliasi, hubungan kepemilikan, maupun kerja sama apapun dengan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) sebagaimana sempat diberitakan di sejumlah media sebelumnya, dan selain itu konsorsium antara Hafar dan Gunanusa juga tidak menyewa kapal dari CBRE,” ujarnya, dikutip dari keterbukaan informasi, Jumat (7/11) lalu. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement