IDXChannel - Dua saham pendatang baru, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), kembali mencuri perhatian di pasar modal. Pada hari keempat perdagangannya, Senin (14/7/2025), keduanya kembali melesat hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA), menandai reli beruntun sejak debut di bursa.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham CDIA kembali melesat 25 persen hingga menyentuh batas auto rejection atas (ARA) di level Rp500 per saham. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp696,0 juta, dengan volume perdagangan mencapai 1,39 juta saham.
Dengan demikian, saham CDIA berhasil mencetak ARA selama empat hari berturut-turut. Secara akumulatif, harga saham ini telah melonjak 163,16 persen sejak pertama kali diperdagangkan di bursa.
Pada hari keempat perdagangan, minat beli terhadap saham CDIA di harga ARA masih sangat tinggi, tercermin dari antrean beli yang membengkak hingga 43,21 juta lot, setara dengan Rp2,16 triliun.
Sebelumnya, CDIA menawarkan saham perdana di harga Rp190 per saham, dengan jumlah saham tercatat sebanyak 124,82 miliar unit. Kehadiran CDIA di lantai bursa memang sudah lama dinanti pelaku pasar, sekaligus menjadikannya emiten ke-17 yang tercatat di BEI sepanjang tahun ini.
Dari total dana yang diperoleh, CDIA akan mengalokasikan sekitar:
- Rp871,76 miliar untuk menyuntik modal ke anak usaha di pilar logistik, yakni PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM). Dana ini akan digunakan untuk pembelian kapal dan operasional, termasuk melalui anak usaha Chandra Maritime International Pte. Ltd (CMI).
- Rp1,5 triliun untuk mendukung ekspansi di lini pelabuhan dan penyimpanan. Dana akan disalurkan ke PT Chandra Samudera Port (CSP) dan kemudian ke PT Chandra Cilegon Port (CCP) untuk membangun tangki penyimpanan, jaringan pipa ethylene, dan fasilitas penunjang lainnya.
Informasi saja, melalui anak-anak usahanya, CDIA mengembangkan bisnis dalam sejumlah pilar utama yang mencakup sektor energi, logistik, kepelabuhan dan penyimpanan, serta pengelolaan air.
Setali tiga uang, saham COIN juga kembali mencetak ARA sebesar 25 persen ke level Rp304 per saham. Nilai transaksi tercatat sebesar Rp365,0 juta, dengan volume perdagangan mencapai 1,20 juta saham.
Antrean beli di harga ARA tercatat sebanyak 11,01 juta lot, senilai sekitar Rp334,86 miliar.
Sejak debut perdananya, saham COIN telah melesat 204 persen, menjadikannya multibagger bahkan sebelum genap sepekan diperdagangkan.
Dalam IPO, COIN menawarkan sebanyak 2,20 miliar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dan akan meraup dana sebesar Rp220,58 miliar.
Dari saham yang dilepas, terdapat kelebihan permintaan hingga 27,42 kali atau 60,48 miliar saham.
Perseroan akan menggunakan sekitar 85 persen dana hasil IPO untuk diberikan kepada perusahaan anak yaitu CFX, dalam bentuk penyertaan modal yang akan digunakan untuk modal kerja atas kegiatan operasional.
Secara rinci, sekitar 45 persen akan digunakan untuk biaya infrastruktur teknologi yaitu biaya terkait teknologi termasuk tetapi tidak terbatas pada biaya cloud service provider dan IT security yang akan dilaksanakan selama kurun waktu 2025 sampai dengan 2026.
Kemudian, sekitar 40 persen akan digunakan untuk biaya provisi likuiditas bursa yaitu dana yang dicadangkan untuk provisi biaya atas penyimpanan Aset Kripto dan biaya penyediaan likuiditas pasar yang akan dilaksanakan pada 2025.
Dengan pencapaian tersebut, CDIA dan COIN telah menjadi multibagger—istilah yang merujuk pada saham yang nilainya meningkat lebih dari dua kali lipat sejak dibeli. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.