“DSSA memiliki inflow potensial yang cukup besar dari MSCI, yaitu sekitar USD688 juta, atau sekitar Rp11 triliun,” ujarnya, Senin (11/8/2025).
Menurut Michael, angka tersebut belum memperhitungkan potensi dari indeks global lainnya.
“Ini belum termasuk inflow dari FTSE yang berada di angka sekitar USD326 juta atau sekitar Rp5,2 triliun tambahan, sehingga potensi pergerakan DSSA masih menarik,” kata Michael.
DSSA masuk ke MSCI Standard bersama emiten milik taipan Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN). Sementara itu, emiten Boy Thohir PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) justru turun peringkat.
Kemudian, PTRO masuk ke dalam MSCI Small Cap Indexes, bersama dengan lima emiten lainnya, yaitu AADI, KPIG, RATU, TAPG, dan ADRO—yang bergeser dari indeks utama.