Sementara itu, perang Israel di Gaza dan Lebanon, serta hasil survei yang menunjukkan persaingan ketat dalam pemilihan presiden AS pada 5 November, mendorong minat terhadap aset aman seperti emas.
“Emas terus mencatatkan rekor tertinggi baru. Ketegangan di Timur Tengah, kekhawatiran terhadap utang AS yang meningkat, dan pemilu AS yang paling ketat dalam beberapa generasi mendukung momentum saat ini,” kata Saxo Bank, dikutip MT Newswires, Senin (22/10).
Indeks dolar ICE tercatat naik 0,45 poin menjadi 103,959. Imbal hasil obligasi AS juga menguat, dengan surat utang bertenor dua tahun membayar 4,032 persen, naik 6,7 basis poin, sementara surat utang bertenor 10 tahun naik 9,5 basis poin menjadi 4,177 persen.
Proyeksi Emas
Citi Research menaikkan perkiraan harga emas untuk tiga bulan ke depan, dengan mempertimbangkan potensi melemahnya pasar tenaga kerja AS, pemangkasan suku bunga oleh The Fed, serta peningkatan permintaan fisik dan ETF.
Dalam catatan yang dirilis Senin, bank ini memperbarui proyeksi harga emas dalam tiga bulan menjadi USD2.800 per troy ons dari perkiraan sebelumnya USD2.700. Mereka juga memprediksi harga emas dalam 6 hingga 12 bulan mencapai USD3.000.