“Kenaikan saham FPNI dipicu oleh sentimen positif atas peresmian pabrik petrokimia Lotte Chemical Indonesia (LCI), bagian dari grup yang sama. Proyek LCI berpotensi memberi pasokan bahan baku lebih efisien bagi FPNI dan mengurangi ketergantungan impor,” kata BRI Danareksa.
Namun, analis BRI Danareksa menilai kenaikan tersebut belum sepenuhnya mencerminkan perubahan fundamental.
“Lonjakan harga saat ini lebih karena euforia dan spekulasi jangka pendek, sementara dampak fundamental baru akan terlihat jika FPNI benar-benar memperoleh suplai langsung dari LCI yang bisa menekan biaya produksi,” imbuh BRI Danareksa.
Menurut laporan tahunan perseroan di 2024, FPNI berada di bawah kendali grup petrokimia global Lotte melalui struktur kepemilikan berlapis yang melibatkan entitas di Korea Selatan dan Malaysia. Berdasarkan prospektus perseroan, pengendali terakhir FPNI adalah Lotte Corporation (LC) yang berkedudukan di Korea Selatan.
LC memiliki 25,31 persen saham di Lotte Chemical Corporation (LCC). LCC kemudian menguasai 75,86 persen kepemilikan pada Lotte Chemical Titan Holding Berhad (LCTH) yang tercatat di Bursa Malaysia. Selanjutnya, LCTH menggenggam 100 persen saham Lotte Chemical Titan International Sdn. Bhd. (LCTISB).