Kenaikan tajam di pasar energi dan komoditas lainnya disebabkan oleh perang Ukraina, dan kemungkinan besar akan memakan waktu lebih lama untuk mencapai puncak inflasi.
"Ini berarti inflasi lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama dan kebijakan berbahaya bagi The Fed di masa depan. Dengan semua ketidak pastian geopolitik dan volatilitas pasar di luar sana, The Fed tidak ingin menambahkan ketidakpastian," ujar Veneta Dimitrova, Ekonom Senior AS.
Tidak hanya itu, minyak turun dalam perdagangan yang fluktuatif setelah Uni Emirat Arab menarik kembali pernyataan yang mengatakan OPEC dan sekutu meningkatkan produksi untuk membantu kesenjangan ekspor dari Rusia.
Minyak mentah berjangka AS menetap di 106,02 dolar AS per barel turun 2,47 persen, sementara patokan internasional Brent menetapkan di 109,33 dolar AS turun menjadi 1,63 persen. (TIA/Shaffiyah Salsa)