Perbaikan ini dihasilkan dari monetisasi dan pengurangan insentif serta beban pemasaran sebesar 36% dibandingkan tahun sebelumnya. Itu berarti ada penghematan sebesar Rp2,1 triliun untuk kuartal ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Perseroan juga mencatat penurunan sebesar 19% pada beban operasional tetap dan penurunan lebih dari 25% untuk biaya terkait cloud dan infrastruktur TI, yang merupakan bagian terbesar dari beban pokok pendapatan. Penghematan tersebut secara keseluruhan berjumlah Rp2,5 triliun dalam bentuk penghematan beban operasional tetap dan beban cloud dan TI yang disetahunkan.
Direktur Utama Grup GOTO, Patrick Walujo, menjelaskan perseroan juga telah mengidentifikasi sejumlah penghematan tahunan dari dua kelompok beban usaha tersebut senilai sekitar Rp450 miliar yang akan dibukukan secara bertahap.
"Grup GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar kami, serta di saat yang sama terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang Perseroan," ujar Patrick dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/10).
Selain itu, perseroan juga melaporkan perbaikan EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar 74% year-on-year (yoy) mencapai minus Rp940 miliar, yang didorong peningkatan monetisasi dan manajemen beban usaha secara disiplin.