Saham farmasi pelat merah PT Kimia Farma Tbk (KAEF) juga melesat, yakni 10,90 persen ke Rp1.015 per saham. Saham PYFA dan PEHA juga terapresiasi masing-masing sebesar 8,92 persen dan 7,27 persen.
Demikian pula, saham SIDO, KLBF, dan laboratorium DGNS yang secara berturut-turut tumbuh 2,44 persen, 0,33 persen, dan 3,14 persen.
Sejauh ini, belum ada kabar korporasi maupun eksternal yang bisa menjadi katalis utama pergerakan harga saham farmasi, selain sejumlah diskusi atau rumor yang dilempar para pelaku pasar di sejumlah forum diskusi online.
Kinerja emiten farmasi memang masih tertekan sepanjang 2023. Banyak dari emiten-emiten tersebut yang tengah mempersiapkan untuk merilis laporan keuangan tahun penuh 2023, seperti KAEF, PEHA, INAF, IRRA, hingga KLBF.
Sebagaimana diketahui, trio saham pelat merah KAEF, PEHA, dan INAF masih membukukan rugi bersih selama 9 bulan di 2023 (per kuartal III-2023). Sementara, nama besar macam Sido Muncul (SIDO) membukukan penurunan laba bersih 13,9 persen secara tahunan (YoY) menjadi Rp950,65 miliar selama 2023.