Walaupun, tentu investor dan trader masih akan menantikan perkembangan kabar positif dari perusahaan ke depan. Sedikit saja kabar negatif bisa menggagalkan usaha panjang turnaround ini.
Diwartakan Bloomberg, Kamis (4/10/2024) lalu, upaya restrukturisasi utang senilai USD1,5 miliar Krakatau Steel menyoroti masalah operasional dan industri yang memperumit proses tersebut.
Pemerintah Indonesia sedang berupaya menyelesaikan kesepakatan restrukturisasi antara produsen baja terbesar di Indonesia dengan para kreditur pada Oktober, menurut laporan media tersebut pekan lalu.
Perusahaan milik negara tersebut dan bank-bank krediturnya baru-baru ini membahas perjanjian restrukturisasi induk, setelah kesepakatan serupa pada tahun-tahun sebelumnya, menurut sumber Bloomberg.
Penurunan pendapatan, persaingan ketat dari impor baja murah China, serta meninggalnya Direktur Utama Krakatau Steel pada Rabu dapat memengaruhi negosiasi mengenai utang tersebut.