Sebelumnya, Krakatau Steel mengungkapkan pada November, perusahaan sedang dalam pembicaraan restrukturisasi utang, dan diskusi dengan bank terus berlanjut sejak saat itu. Kebakaran pabrik disebut sebagai alasan utama kebutuhan restrukturisasi ini.
Bukan kali pertama Krakatau Steel berupaya merestrukturisasi utangnya. Pada awal 2020, perusahaan mencapai kesepakatan dengan 10 kreditur, yang menghasilkan penghematan sekitar USD685 juta.
Pemerintah telah memberikan dukungan untuk meningkatkan daya saing Krakatau Steel, termasuk seruan Presiden RI Joko Widodo untuk mengurangi impor dan memberikan bantuan langsung sebesar Rp3 triliun.
Namun, perusahaan kembali mencatat kerugian pada 2023 setelah tiga tahun mencatat keuntungan. Hingga kini, menurut data yang diolah Bloomberg, Krakatau Steel telah mencatat kerugian tahunan dalam sembilan dari 12 tahun terakhir. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.