Para trader mengatakan ekspektasi terhadap pernyataan dovish dari The Fed dalam rapat Rabu dan pelemahan dolar AS – yang membuat logam yang dipatok dalam dolar lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya – telah memicu pembelian logam industri.
Kepala riset di Amalgamated Metal Trading Dan Smith mengatakan, dari segi fundamental, pendorong permintaan tembaga dalam jangka panjang, termasuk kecerdasan buatan (AI), belum terwujud.
“Permintaan tembaga telah mencapai titik lemah dengan lebih banyak operasi pemotongan pabrik kawat pada Mei setelah kenaikan tajam,” katanya, dikutip Reuters, Rabu (12/6).
Tingkat persediaan yang tinggi menunjukkan lesunya minat beli. Persediaan tembaga tetap berada pada level tertinggi dalam empat tahun terakhir, yakni sebesar 336.964 ton di gudang yang dipantau oleh Shanghai Futures Exchange (ShFE).
Untuk logam lainnya, timah melonjak 4,4 persen menjadi USD33.305 per ton, setelah turun ke level terendah satu bulan pada pekan lalu. Harga ini naik di atas rata-rata pergerakan 21 hari dan 55 hari, menunjukkan berlanjutnya tren naik.