"Mungkin ada fundamental yang tiba-tiba anjlok, atau mungkin ada corporate action yang gagal, atau mungkin ada bad news yang terjadi pada saham tersebut," tutur Hamzah.
Hamzah menyarankan agar investor berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait saham ARB.
"Ketika saham-saham ARB memang lebih baik dihindari karena balik lagi, kalau kita melihat ARB enggak common dan biasanya terjadi karena ada lonjakan psikologis," ujarnya.
Namun, jika investor ingin berspekulasi, Hamzah menekankan pentingnya likuiditas saham.
"Kalau kita mau berspekulasi di saham ARB tentunya kita pastikan saham ini punya likuiditas yang jelas karena memang biasanya saham-saham ARB common di saham yang tidak likuid, artinya mungkin transaksi harian yang enggak besar, dan juga likuiditas bit over yang tipis, sehingga ARB sangat mungkin terjadi yang kondisi common bukan fundamental," katanya.
Hamzah mencontohkan saham BREN yang mengalami ARB akibat gagal masuk indeks MSCI.