“DSSA mengalami pengurangan bobot 50 persen dari awal, estimasi awal di USD688 juta, menjadi USD344 juta, yang artinya penurunan inflow menjadi Rp5,5 triliun,” kata Michael.
Kabar teranyar, pada Jumat pekan lalu, FTSE Russell mengumumkan hasil rebalancing indeks FTSE Global Equity Series yang akan berlaku per 19 September 2025 dan efektif pada 22 September 2025. Dalam pengumuman tersebut, DSSA dipastikan masuk ke dalam kategori kapitalisasi besar (large cap).
Namun, FTSE menegaskan bahwa perubahan konstituen indeks tersebut masih dapat direvisi hingga penutupan bursa pada 5 September 2025.
Dalam keterbukaan informasi terpisah, FTSE Russell menyampaikan tengah meminta masukan dari para pengguna indeks terkait potensi kendala dalam mereplikasi perlakuan indeks pada saham DSSA.
Pasalnya, saham ini memiliki potensi bobot (weighting) yang signifikan, sementara dalam perdagangan berlaku persyaratan collateral sebesar 80 persen yang diberlakukan oleh PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).