IDXChannel – Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) kembali menguat pada perdagangan Senin (21/7/2025), melanjutkan lonjakan 22 persen pada Jumat (18/7) pekan lalu.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga penutupan sesi I, saham WIFI meningkat 8,89 persen ke level Rp2.940 per unit. Nilai transaksi jumbo, yakni mencapai Rp1,01 triliun dan volume perdagangan 365,5 juta saham.
Saham WIFI sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) baru, yakni di level Rp2.970 per unit.
Dengan ini, dalam sepekan, saham WIFI melejit 44,12 persen.
"Dengan penggalangan dana via rights issue sebesar Rp5,8 triliun, WIFI kini memiliki jumlah saham beredar sebesar 5,3 juta," ujar pengamat pasar modal Michael Yeoh, Jumat (18/7/2025) lalu.
Ia menjelaskan bahwa potensi pendapatan perusahaan dapat dihitung berdasarkan jumlah homepass yang berhasil dibangun. "WIFI sendiri, setiap satu juta homepass, mendapatkan revenue satu juta dikali Rp100 ribu," imbuhnya.
Dengan estimasi margin laba bersih mencapai 40 persen, potensi keuntungan bersih perusahaan pun tergolong besar. "Net profit marginnya setidaknya 40 persen. Estimasi net profit-nya satu juta dikali Rp40 ribu," ujar Michael.
Kinerja Positif
PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge membukukan kinerja impresif pada kuartal II-2025, didorong oleh lonjakan pendapatan dari layanan telekomunikasi dan periklanan.
Pendapatan WIFI pada kuartal II-2025 tercatat sebesar Rp282 miliar, tumbuh 21,7 persen secara kuartalan dan melonjak 66,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh pendapatan segmen telekomunikasi yang naik signifikan, mencapai 183,1 persen secara tahunan.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah keberhasilan peluncuran paket internet “Starlite” dengan harga terjangkau, yakni Rp100.000 per bulan untuk kecepatan hingga 200 Mbps. Produk ini berhasil meningkatkan jumlah pelanggan WIFI menjadi 385 ribu pada akhir semester I, dengan total kumulatif mencapai sekitar 420 ribu.
Tak hanya dari segmen telekomunikasi, pertumbuhan juga terlihat di lini iklan. Pendapatan dari segmen ini tercatat Rp133 miliar pada kuartal II-2025, naik 34,3 persen secara kuartalan dan 14,2 persen secara tahunan.
Dari sisi profitabilitas, margin EBITDA meningkat menjadi 77,4 persen, naik tajam dibandingkan periode yang sama tahun lalu di 63,1 persen. Peningkatan margin ini utamanya didukung oleh efisiensi di bisnis iklan yang mencatat margin EBITDA sebesar 82,1 persen. Laba bersih WIFI juga melonjak 76 persen secara kuartalan menjadi Rp145 miliar, mencerminkan 41,7 persen dari estimasi laba setahun penuh yang dipatok Samuel Sekuritas.
Dalam riset terbaru yang terbit pada 16 Juli 2025, Samuel juga menyoroti kontribusi pendapatan lain sebesar Rp59 miliar di semester I-2025, yang berasal dari laba bersih sejumlah ISP lokal yang telah diakuisisi. Karena perbedaan waktu pengakuan aset, angka ini dicatat sebagai pendapatan lain, bukan sebagai bagian dari pendapatan utama.
Galang Dana via Rights Issue hingga Obligasi
Melihat ke paruh kedua tahun ini, Samuel Sekuritas optimistis pertumbuhan laba akan berlanjut seiring fleksibilitas pendanaan yang dimiliki perusahaan. WIFI telah berhasil menggalang dana sekitar Rp8,5 triliun dari rights issue serta penerbitan obligasi dan sukuk yang oversubscribed. Selain itu, suntikan dana tunai sebesar Rp1 triliun dari NTT memperkuat neraca perseroan untuk ekspansi pelanggan.
Samuel memproyeksikan jumlah pelanggan akan mencapai 2,2 juta pada akhir 2025 dan melonjak menjadi 5,5 juta pada 2026. Pertumbuhan ini akan ditopang oleh peluncuran produk pada Agustus serta rencana ekspansi ke layanan fixed wireless access (FWA), yang dipandang sebagai pelengkap dari jaringan FTTH (fiber to the home) milik perusahaan.
Kemitraan potensial dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) juga diyakini akan memperkuat daya saing WIFI. Kolaborasi ini mencakup empat bidang utama: pemanfaatan menara milik Mitratel (MTEL), pengelolaan layanan jaringan, penggunaan backbone TLKM untuk ekspansi di luar Jawa, serta pemanfaatan jaringan Home Pass Indihome yang saat ini menganggur, baik di Jawa maupun luar Jawa.
Proyeksi Laba
Melalui laporan ini, Samuel Sekuritas juga merevisi naik proyeksi laba tahun fiskal (FY) 2027 dan FY28 masing-masing sebesar 4,8 persen dan 10,2 persen. Dengan valuasi untuk proyeksi tahun fiskal 2026 EV/EBITDA sebesar 7,6x—masih diskon 17 persen dari rata-rata sektor—WIFI dinilai memiliki prospek pertumbuhan jangka menengah yang solid, terutama karena tingginya potensi pasar broadband tetap (fixed broadband) di kalangan rumah tangga berpendapatan rendah.
Seiring dengan itu, Samuel Sekuritas tetap mempertahankan rekomendasi beli untuk saham WIFI, dengan target harga di level Rp5.200 per saham.
Meski demikian, Samuel mengingatkan risiko utama yang perlu dicermati adalah potensi keterlambatan dalam proses ekspansi jaringan, yang bisa berdampak pada akuisisi pelanggan di bawah ekspektasi. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.