sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham WIKA Jatuh 5 Persen, Dekati Level Terendah dalam 15 Tahun Terakhir

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
13/05/2024 16:42 WIB
Saham BUMN Karya PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ditutup turun tajam pada perdagangan Senin (13/5/2024), mendekati level terendah dalam 15 tahun belakangan
Saham WIKA Jatuh 5 Persen, Dekati Level Terendah dalam 15 Tahun Terakhir. (Foto: WIKA)
Saham WIKA Jatuh 5 Persen, Dekati Level Terendah dalam 15 Tahun Terakhir. (Foto: WIKA)

Nilai tersebut setara dengan jumlah 87,1 persen dari utang yang direstrukturisasi per posisi 23 Januari 2024.

Tercapainya kesepakatan ini menjadi langkah maju restrukturisasi keuangan, sekaligus mengakselerasi laju penyehatan bisnis perusahaan.

Selain restrukturisasi keuangan, metode stream penyehatan yang telah dirumuskan WIKA menunjukkan progres. Metode penguatan struktur permodalan telah mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui Peraturan Presiden (Perpres) No 76 Tahun 2023 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2024.

Lalu, persetujuan Penambahan Modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue lewat RUPSLB 12 Januari 2024.

Perseroan juga mengambil langkah perbaikan portofolio order book, di mana 93 persen dari proyek yang dikerjakan WIKA telah menggunakan mekanisme monthly progress payment, sehingga proyek-proyek yang dimiliki mampu beroperasi secara mandiri, berubah signifikan dibandingkan periode 2016.

Kala itu, proyek dengan mekanisme tersebut hanya berada di posisi 40 persen dari total portofolio perusahaan.

Peleburan BUMN Karya

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memastikan penggabungan tujuh perusahaan pelat merah di sektor infrastruktur rampung pada September 2024. Saat ini, konsolidasi masih dalam proses finalisasi.

BUMN karya yang dilebur yaitu PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Hutama Karya (Persero), PT Nindya Karya (Persero), PT Brantas Abipraya (Persero), PT Adhi Karya (Persero) Tbk, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk atau WIKA, dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PTPP.

Nantinya, Waskita Karya akan dilebur ke Hutama Karya, Nindya Karya dan Brantas Abipraya dilebur ke Adhi Karya. Lalu, Wijaya Karya alias WIKA akan dilebur ke PTPP.

“Semua (BUMN) Karya, mudah-mudahan ya (peleburan di September 2024)," ujar Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, saat ditemui di HK Tower, Jakarta Timur, Selasa (7/5/2024).

Kementerian BUMN memang berencana melebur tujuh BUMN karya menjadi tiga perseroan saja. Hal ini disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir saat rapat kerja (raker) bersama Komisi VI DPR RI pada Maret 2024.

Peleburan perusahaan merupakan opsi penyehatan bisnis BUMN di bidang konstruksi. Erick menyebut, pemegang saham mulai mengklasifikasi tujuh perusahaan menjadi tiga kelompok. Tujuannya, agar bisa fokus pada tugas masing-masing.

Misalnya, Hutama Karya dan Waskita Karya akan fokus pada pembangunan atau pengembangan jalan tol, jalan non tol, hingga residential commercial.

Sedangkan, WIKA dan PTPP fokus pada bisnis pembangunan pelabuhan laut (seaport), bandara (airport), hunian atau perumahan, dan Engineering Procurement Construction (EPC).

"Misalnya di HK dan Waskita mereka akan fokus di jalan tol, non tol, dan institusional building, dan juga residential commercial," paparnya.

"Tetapi untuk WIKA dan PTPP dia tidak masuk ke toll roads, tapi dia fokus ke seaport, airport, tetapi dia juga akan tetap masuk di residential karena masih ada aset-aset yang tertinggal sebelumnya," sambung Erick. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement