sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sejarah ‘Sell in May and Go Away’, Begini Asal Usulnya, Apakah Ada di Indonesia?

Market news editor Kurnia Nadya
13/05/2025 14:54 WIB
‘Sell in May and go away’ berasal dari Inggris, tepatnya di distrik keuangan di London.
Sejarah ‘Sell in May and Go Away’, Begini Asal Usulnya, Apakah Ada di Indonesia? (Foto: Freepik)
Sejarah ‘Sell in May and Go Away’, Begini Asal Usulnya, Apakah Ada di Indonesia? (Foto: Freepik)

Pada konteks aslinya, ‘sell in May and go away’ mulanya digunakan untuk menganjurkan para aristokrat, investor, dan bankir untuk menjual saham-sahamnya pada Mei, lalu bersantai dan menikmati musim panas, lalu kembali ke bursa saham setelah St Ledger’s selesai.  

Pola periodik musiman ini kemudian sering disebut-sebut dalam pemberitaan pasar saham hingga saat ini dan akhirnya menjadi pola historik yang diamati banyak pelaku pasar saham dari tahun ke tahun. 

Pola musiman terkait performa saham ini rupanya lebih lazim dan dan mudah ditemui di negara-negara berkembang (Eropa, AS, dll). Selain sell in May, ada beberapa pola musiman lain yang berlaku di kalangan investor. 

Misalnya, momentum masuk sekolah setelah libur panjang, santa claus rally, hallowen effect, dan sebagainya. Momentum ini populer sebagai upaya investor untuk ‘timing the market’ demi mencari posisi jual-beli terbaik. 

Pola periodik ‘sell in May and go away’ belum tentu akurat dan terjadi di bursa-bursa saham di tiap negara, termasuk Indonesia. 

Itulah penjelasan singkat tentang sejarah sell in May and go away


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement