IDXChannel - Presiden Joko Widodo peringatkan jajaran Menteri dan Pejabat di lingkungan pertanian terkait ancaman krisis pangan di tengah pandemi Covid-19. Dilansir Program Market Review IDXChannel, Selasa (26/1/2021), Jokowi menyatakan pembatasan kegiatan memengaruhi lalu lintas barang dan komoditas antar negara.
"Kalau potensi krisis tentu akan berpotensi namun apabila dilihat data yang ada pada 2020 kita untuk pangan bisa dikatakan surplus di 2021 juga demikian. Perlu kita cermati tidak hanya karena pandemi tapi juga bencana. FAO sudah hati-hati mengenai terjadinya krisis pangan ini apalagi adanya batasan mobilitas warga dan distribusi antar negara," kata Pengurus PERHEPI, Rizal Taufikurahman.
Akibat pandemi tersebut telah berdampak pada persediaan pangan terutama pada komoditas yang masih banyak impor hal tersebut disampaikan Food Agriculture Organization (FAO). Potensi yang memengaruhi kesediaan pangan karena adanya supply change global dalam distribusikan pangan dunia.
"Kebutuhan pangan tidak hanya darat saja tapi laut juga. Sumber atau potensi pendapatan negara dari maritim juga besar hampir Rp1,300 triliun kalo memang dimanfaatkan secara serius. Tentu ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan dalam konteks protein hewani yang selama ini bergantung pada unggas," jelasnya.
Kebijakan pemerintah yang mendorong masyarakat untuk melirik ekonomi berbasis pada maritim masih belum optimal. Padahal, kebutuhan pangan bisa terpenuhi dan menjadi alternatif dengan sumber protein hewani yang berasal dari kelautan atau maritim. Potensi dari perikanan dan kekayaan laut adalah sumber pemenuhan pangan yang sangat luas dan potensial.