Pasalnya, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) saat ini sudah berada di level rendah dan cenderung lengket. Hingga Juni 2025, suku bunga rata-rata KPR perbankan hanya turun tipis dari 6,91 persen (Desember 2024) menjadi 6,84 persen, meskipun suku bunga acuan Bank Indonesia telah turun 125 basis poin sejak awal tahun.
"Prospek marketing sales akan lebih bergantung pada perbaikan daya beli konsumen dibandingkan penurunan suku bunga," tulis Stockbit dalam risetnya.
Kendati demikian, tren penurunan suku bunga tetap berpotensi memberi sentimen positif terhadap saham-saham sektor properti, terutama bagi emiten dengan pipeline proyek baru dan tingkat permintaan residensial yang solid.
(DESI ANGRIANI)