Dua emiten lain, PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), mencatatkan kinerja yang relatif lebih lemah. Hingga akhir September 2025, ASRI dan PWON masing-masing baru mencapai 60 persen dan 50 persen dari target penjualan 2025, turun dari capaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 73 persen.
Didorong insentif PPN DTP 100 Persen
Capaian marketing sales hingga kuartal III-2025 juga ditopang oleh keberlanjutan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100% untuk pembelian properti.
Awalnya, insentif ini dijadwalkan berakhir pada Juni 2025 dan berkurang menjadi 50 persen pada semester II. Namun, pada Juli 2025, pemerintah memutuskan memperpanjang insentif 100 persen hingga akhir 2025. Bahkan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut bahwa program tersebut akan diperpanjang hingga 2027.
Dalam laporan Stockbit, PWON menjadi emiten dengan kontribusi terbesar dari properti yang menikmati insentif ini, yakni 73,3 persen dari total marketing sales. Sementara SMRA belum mengumumkan data serupa.
Daya beli jadi penentu utama
Stockbit menilai prospek penjualan properti ke depan akan lebih bergantung pada pemulihan daya beli konsumen, bukan semata pada arah kebijakan suku bunga.