Andy Lipow dari Lipow Oil Associates baru-baru ini mengatakan, para ‘big oil’ ini menghasilkan banyak uang dengan memanfaatkan harga minyak mentah dan gas alam yang cenderung meroket.
“Mereka berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat,"ujarnya dikutip Yahoo Finance, Senin (13/2/2023).
‘Rejeki nomplok’ yang diperoleh industri energi ini adalah pembalikan keuntungan setelah selama dua tahun lamanya banyak perusahaan migas yang menderita kerugian akibat dampak pandemi Covid-19, bahkan sebelum virus Corona menyerang.
"Selama pandemi, ketika harga minyak mentah turun menjadi USD20 per barel, mereka kehilangan banyak uang," imbuh Lipow.
‘Pilih Kasih’ Politisi AS Untuk Sektor Tekno
Sayangnya, profit taking perusahaan migas global ini tidak disambut baik oleh para politisi, khususnya di Amerika Serikat.