"Mencecar perusahaan energi seperti halnya politisi ini sungguh tidak fair, Dibutuhkan biaya yang sangat besar untuk berinvestasi dalam ekstraksi minyak,” kata Matt Maley, kepala strategi pasar di Miller Tabak kepada Yahoo Finance.
Sebagai informasi, pada Januari lalu, ExxonMobil mengumumkan biaya modal dan eksplorasi sebesar USD23 miliar hingga USD25 miliar untuk tahun fiskal 2023.
Sementara raksasa minyak Chevron memperkirakan menghabiskan sekitar USD17 miliar tahun ini untuk kebutuhan eksplorasi dan produksi. Jumlah ini 25% lebih tinggi dari tahun 2022.
Tahun lalu raksasa minyak itu juga mengakuisisi Renewable Energy Group, sebuah perusahaan produksi biodiesel, senilai USD3,15 miliar. Namun langkah tersebut, mungkin tidak cukup untuk menenangkan kritik terhadap big oil.
Secara kinerja saham, emiten energi ini juga jauh mengungguli emiten lain, termasuk tekno sepanjang 2022. Bahkan anjloknya saham emiten tekno tercatat cukup dalam.