Sementara, kontrak berjangka (futures) tembaga hanya naik 0,25 persen ke USD10.517 per ton pada Senin, usai memerah 4 hari beruntun.
Harga tembaga berjangka (futures) di London Metal Exchange (LME) bahkan sempat anjlok 4,05 persen pada perdagangan Kamis (23/5) pekan lalu. Penurunan ini membuat harga tembaga mundur dari harga tertinggi sepanjang masa yang dicapai pada 21 Mei lalu.
Permintaan impor China yang merupakan konsumen tembaga terbesar di dunia, tetap pada tingkat yang rendah meskipun pasokan bijih tembaga cukup terbatas dan volume pengolahan tembaga yang rendah di industri penyulingan besar negara tersebut.
Hal ini meningkatkan persediaan dan mendorong harga pengiriman dari gudang tembaga menjadi lebih rendah dibandingkan harga LME untuk pertama kalinya sejak pendataan dimulai pada 2017. Ini menunjukkan rendahnya permintaan fisik tembaga dari negara tersebut.
Namun, pertaruhan spekulatif terhadap harga tembaga membuat kinerja komoditas logam ini tetap naik 25 persen sepanjang tahun ini. Ini karena peran penting tembaga dalam elektrifikasi dalam penyimpanan energi skala jaringan dan infrastruktur pusat data.
Sebelumnya, Beijing meluncurkan langkah-langkah kebijakan untuk menopang ekonomi dalam negeri yang berkaitan dengan industri dan perekonomian.
ICSG memperkirakan pasar tembaga akan berakhir dengan surplus pada 2024 dan 2025, sementara rendahnya permintaan China sebelumnya meningkatkan persediaan nasional ke level tertinggi dalam empat tahun.
Analis Morgan Stanley dalam sebuah catatan Selasa (21/5) pekan lalu memperkirakan, harga tembaga diperkirakan akan mengalami beberapa volatilitas jangka pendek setelah melonjak ke rekor tertinggi dalam beberapa sesi terakhir, meskipun logam merah diperkirakan masih akan naik lebih tinggi tahun ini.
Pasokan tambang baru yang rendah, karena tingginya biaya untuk berkomitmen pada proyek-proyek baru mendorong para penambang raksasa melakukan aktivitas M&A dibandingkan proyek-proyek baru. Langkah ini ditandai dengan upaya kedua perusahaan raksasa tambang berbasis Australia, BHP untuk membeli Anglo American.
Analis Morgan Stanley memperkirakan kenaikan harga tembaga sebesar USD13.125 per ton untuk tembaga LME. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.