"Dibandingkan posisinya di akhir tahun 2021, GIDN10YR telah meningkat 61bp, lebih kecil jika dibandingkan peningkatan yield UST 10-tahun," tuturnya.
Untuk diketahui, Kementerian Keuangan sebelumnya menyampaikan realisasi APBN 2022 mencatatkan surplus Rp10,3 triliun selama kuartal I tahun 2022, berbeda dibandingkan periode triwulan 2021 yang mencatatkan defisit Rp143,7 triliun.
Surplus tersebut didukung oleh pendapatan negara yang mencatatkan pertumbuhan 32,1% yoy mencapai Rp501,0 triliun. Dengan surplus tersebut, keseimbangan primer pemerintah mencatatkan surplus sebesar Rp94,7 triliun.
Selain itu, pemerintah juga berhasil mengurangi penerbitan surat utang, di mana penerbitan SBN (neto) mencatatkan penurunan 60,4% dari sebelumnya Rp337,2 triliun pada kuartal pertama 2021 menjadi Rp133,6 triliun pada triwulan tahun ini. (TYO)