sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Shopee, Lazada, TikTok Shop Mau Bakar Duit Lagi, Bagaimana dengan GOTO?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
22/08/2023 10:52 WIB
Era bisnis e-niaga menghadapi babak baru. Persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan startup e-commerce untuk semakin memutar otak.
Shopee, Lazada, TikTok Shop Mau Bakar Duit Lagi, Bagaimana dengan GOTO? (Foto: KrAsia)
Shopee, Lazada, TikTok Shop Mau Bakar Duit Lagi, Bagaimana dengan GOTO? (Foto: KrAsia)

Persaingan yang ketat ini kian terlihat ketika pada pertengahan Juli lalu Alibaba, sang induk Lazada, menyuntik USD845 juta lebih ke Lazada dalam pertempuran dengan Shopee dan TikTok.

Sementara sebagai pemain baru, TikTok secara agresif mendapatkan daya tariknya di kancah e-commerce Asia Tenggara. Meski demikian, langkah TikTok nampaknya masih tertinggal dibandingkan pesaing regionalnya seiring dengan memanasnya persaingan belanja konsumen online.

Platform video pendek, yang dimiliki oleh raksasa teknologi China ByteDance ini menawarkan fitur ritel digital yang dikenal sebagai TikTok Shop, yang memulai debutnya di 10 negara anggota ASEAN pada tahun 2021.

Sejak itu, perkiraan pendapatan kotornya telah meningkat di mana nilai barang dagangan (GMV) naik tujuh kali lipat.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh TikTok pada 15 Juni 2023, perusahaan tersebut mengatakan akan menginvestasikan USD12,2 juta selama tiga tahun ke depan untuk membantu 120.000 usaha kecil di Asia Tenggara dan memindahkan operasi mereka secara online melalui platformnya.

TikTok juga disebut akan terus melakukan bakar uang, yang merupakan strategi teruji untuk memenangkan pangsa pasar.

“TikTok menghabiskan banyak uang saat ini untuk insentif bagi pembeli dan penjual, yang mungkin tidak berkelanjutan,” kata Jonathan Woo, analis senior di Phillip Securities Research dikutip CNBC Internasional.

Woo mengatakan dia memperkirakan insentif TikTok mencapai USD600 juta dan USD800 juta per tahun, atau 6 persen hingga 8 persen dari USD10 miliar GMV pada 2023.

Dalam studi yang dilakukan oleh konsultan Momentum Works yang berbasis di Singapura, TikTok Shop berhasil meningkatkan perkiraan GMV di Asia Tenggara dari USD600 juta pada tahun 2021 menjadi USD4,4 miliar pada tahun lalu. Ini menjadi tingkat pertumbuhan tercepat di antara pesaing seperti Shopee dari Sea Group, Lazada dari Alibaba, dan GoTo dari Indonesia.

Berbicara soal GOTO, layanan e-commerce dan jasa ride hailing andalan RI juga tengah terseok dalam meningkatkan keuntungan di tahun ini. Jalan GOTO menuju profitabilitas, yang dikejar hingga akhir kuartal 2023 (dalam bentuk adjusted EBITDA), berpotensi akan semakin berat di tengah lautan persaingan yang semakin ketat ini.

Meski pada kuartal I-2023, TikTok Indonesia menghasilkan GMV USD2,5 miliar, lebih rendah dibandingkan GOTO USD4,2 miliar.

Namun, basis pelanggan TikTok Shop ke depan bakal lebih besar. Sebab, perusahaan ini membidik konsumen menengah atas Tokopedia dari saat ini menengah ke bawah. 

Tahun lalu, induk TikTok, ByteDance, menghasilkan EBITDA USD25 miliar, melampaui Grup Alibaba.

Ini mengindikasikan aksi TikTok membakar duit untuk menggenjot pertumbuhan dan pangsa pasar di Indonesia belum akan berhenti dalam waktu dekat.

Lazada, di sisi lain, telah mengalami penurunan GMV dari USD21 miliar pada 2021 menjadi USD20,1 miliar pada tahun 2022 karena penurunan nilai pesanan rata-rata (AOV), menurut data Momentum Works. (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement