sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Shopee, Lazada, TikTok Shop Mau Bakar Duit Lagi, Bagaimana dengan GOTO?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
22/08/2023 10:52 WIB
Era bisnis e-niaga menghadapi babak baru. Persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan startup e-commerce untuk semakin memutar otak.
Shopee, Lazada, TikTok Shop Mau Bakar Duit Lagi, Bagaimana dengan GOTO? (Foto: KrAsia)
Shopee, Lazada, TikTok Shop Mau Bakar Duit Lagi, Bagaimana dengan GOTO? (Foto: KrAsia)

IDXChannel - Era bisnis e-niaga menghadapi babak baru. Persaingan yang semakin ketat menuntut perusahaan startup e-commerce untuk semakin memutar otak.

Teranyar, Sea Ltd yang merupakan induk Shopee mengatakan kepada investornya bahwa perusahaan yang dipimpin oleh Forrest Li akan ‘meningkatkan kembali’ investasi untuk mengejar pertumbuhan bisnis e-commerce nya.

Langkah ini diambil setelah kinerja keuangan sang induk Shopee kembali kurang memuaskan pada kuartal kedua tahun ini.

Pada Selasa, 15 Agustus lalu, perusahaan melaporkan pendapatan yang meleset dari ekspektasi analis, yaitu USD3,1 miliar versus USD3,2 miliar yang diharapkan menurut perkiraan konsensus Refinitiv.

Sementara Forrest Li, ketua dan CEO Sea Ltd, sebelumnya sesumbar mengatakan perusahaan telah mencapai kondisi swasembada dan sekarang berada pada pijakan yang lebih kuat.

“Kami telah memulai, dan akan terus meningkatkan investasi kami dalam mengembangkan bisnis e-commerce di seluruh pasar kami. Investasi tersebut akan berdampak pada keuntungan kami dan dapat mengakibatkan kerugian bagi Shopee dan grup kami secara keseluruhan dalam beberapa periode tertentu," kata Forrest Li.

Di ketahui di awa tahun ini, Sea merombak strategi bisnisnya untuk fokus pada profitabilitas di tengah tingginya inflasi dan suku bunga.

Respons Pasar

Menanggapi langkah sang bos Sea, JP Morgan menurunkan peringkat Sea Ltd. (NYSE:SE) menjadi Netral dari Overweight. JP Morgan juga menurunkan target harga menjadi USD45 dari sebelumnya USD96 per saham dalam catatan hari Jumat (18/8/2023).

Analis JPMorgan mengatakan kepada investor bahwa poros pertumbuhan Sea diperoleh dengan mengorbankan keuntungan.

"Keputusan SE untuk mempercepat investasi e-niaga dalam pertumbuhan kemungkinan besar akan membebani pendapatan dan harga sahamnya dalam waktu dekat," tulis mereka.

Analis JPMorgan juga menambahkan SE berpotensi mengeluarkan investasi besar di paruh kedua 2023 dan bisa berakibat pada penurunan pendapatan di periode yang sama.

“Dalam pandangan kami, perubahan ini dapat didorong oleh persaingan dan Sea memposisikan diri untuk meningkatkan belanja konsumen, dan untuk mengembangkan streaming langsung dan logistik internal,” kata analis JPMorgan.

Pasca pengumuman rencana Sea untuk menggenjot modal di Shopee, saham SE yang terdaftar di AS anjlok lebih dari 21 persen pada awal perdagangan, Jumat (18/8). Sepanjang tahun ini, kinerja saham SE juga mengalami penurunan 27 persen. (Lihat grafik di bawah ini.)

Kinerja Keuangan Sea

Kinerja keuangan Sea Ltd. pada kuartal kedua 2023 di bawah ekspektasi analis.

Pendapatan kuartal kedua Sea Ltd. mencatat peningkatan pendapatan 5,2 persen dari tahun ke tahun menjadi USD3,1 miliar. Namun angka ini masih bawah perkirakan para analis USD3,2 miliar.

Bisnis e-commerce-nya, Shopee, yang menyumbang sekitar dua pertiga pendapatan perusahaan, mencatat tingkat pertumbuhan paling lambat sebesar 20,6 persen menjadi USD2,1 miliar. Angka ini berada di bawah perkiraan konsensus sebesar USD2,25 miliar.

Pendapatan unit gamesnya, Garena, anjlok 41,2 persen menjadi USD529 juta. Padahal pendapatan segmen Sea Ltd. membantu mendanai ekspansi Sea di bidang e-commerce dan layanan keuangan digital. Sementara penjualan dari layanan keuangan digital naik 53,4 persen menjadi USD423 juta. (Lihat tabel di bawah ini.)

Era Baru E-Commerce, Persaingan Makin Ketat

Perusahaan teknologi terdaftar terbesar di Asia Tenggara ini memulai perombakan besar-besaran tahun lalu yang melibatkan pengurangan tenaga kerja sebesar 10 persen. Sea juga menurunkan belanja pemasaran, yang membantu Sea menghasilkan laba bersih kuartalan pertamanya di akhir tahun 2022.

Namun, peningkatan pesat dalam layanan digital menyebabkan posisi Shopee kian sulit ditengah munculnya TikTok Shop dan ekspansi pesaingnya di pasar Asia Tenggara, Lazada yang massif.

Selain itu, tantangan belanja konsumen yang lemah di tengah prospek makroekonomi yang menantang memberikan tekanan pada bisnis e-commerce dan menyebabkan penurunan tajam pada unit game miliknya.

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement