Sedangkan Wakil Direktur Utama KEEN, Wilson Maknawi mengatakan, dengan melihat kebutuhan energi nasional saat ini, serta situasi ekonomi Indonesia yang diperkirakan mulai bergerak positif, perseroan optimistis mencacatkan kinerja positif di tahun ini.
Sejalan dengan itu, perseroan memproyeksikan pendapatan mencapai USD47,4 juta atau setara Rp678 miliar di akhir tahun ini, dan laba tahun berjalan USD11,8 Juta atau sekitar Rp169 miliar. Per kuartal II-2021 atau per Juni lalu, pendapatan melesat 129% menjadi USD18,21 juta atau sekitar Rp260 miliar dari periode yang sama tahun 2020 USD7,95 juta.
Pendapatan ini diperoleh dari proyek konsesi USD8,95 juta, naik dari USD1,74 juta, pendapatan bunga konsesi USD6,13 juta dari USD5,64 juta, dan penjualan listrik USD3,12 juta dari sebelumnya USD576.380. Adapun laba bersih komprehensif sebesar USD5,13 juta atau sekitar Rp73 miliar, naik 5,8% dari Juni 2020 sebesar USD4,81 juta.
Saat ini, perusahaan memproduksi EBT melalui dua anak usaha yaitu PT Bangun Tirta Lestari (PT BTL) dan PT Energy Sakti Sentosa (PT ESS). EBT yang diproduksi lalu dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri dan rumah tangga. Perseroan melalui PT Nagata Dinamika Hidro Madong kini sedang membangun PLTM.
Perseroan juga bekerjasama dengan PT PLN (Persero) dengan menandatangani Kesepakatan Pembelian Listrik (Power Purchase Agreement/ PPA). Kesepakatan itu juga menjadi sumber pendapatan tetap yang akan membentuk profil keuangan yang kuat guna mendukung kegiatan usaha di masa depan.