IDXChannel - Emiten emas tercuan 2022 memang sangat menarik untuk dicermati. Saham-saham emas menjadi reli yang menarik karena ketidakpastian keuangan yang disebabkan oleh runtuhnya bank-bank Amerika (AS). Emas naik 0,04 persen menjadi USD1.918,74/troy ons, menurut data Investing.com yang dikutip oleh tim riset IDX Channel pada Kamis (16/03/2023) pukul 15:43 WIB.
Harga emas naik 4,18 persen pekan lalu di tengah sentimen negatif menyusul jatuhnya Silicon Valley Bank (SVB) AS. Kenaikan harga emas akibat kekhawatiran investor terhadap krisis SVB mendorong investor mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman seperti emas.
Selain itu, emas merupakan safe haven atau tujuan investasi di tengah goncangan pasar saham akibat ambruknya SVB yang diikuti dengan penurunan saham perbankan AS dan Indeks Dolar AS.
Selain itu, berinvestasi dalam saham emas menarik bahkan di tengah inflasi tinggi dan ketidakpastian keuangan saat ini. Selain itu, berinvestasi saham emiten emas bisa menjadi pilihan di saat pasar saham sedang lesu dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Emiten emas yang bisa menjadi pilihan investasi bagi investor antara lain PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Meski memiliki potensi yang menarik, kinerja saham emiten ini terkontraksi year-to-date (YTD).
Data BEI pada Kamis (16 Maret 2023) menunjukkan kinerja saham MDKA terus turun sebesar 6,55 persen. Return saham ANTM dan BRMS juga akan tetap berada di zona merah pada 2023 masing-masing minus 9,57 persen dan 7,55 persen.
Selain saham di atas, terdapat saham emiten emas lainnya yakni PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Wilton Makmur Indonesia Tbk (SQMI) dan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).
Harga saham ketiga emiten tersebut disebut akan terus turun sepanjang 2023. Sementara itu, saham ARCI sudah turun 0,60 persen sejak awal tahun. Pada saat yang sama, saham SQMI dan PSAB turun 10,29 persen dan 14,95 persen pada 2023.