Selain itu, perseroan juga menjual sebagian besar minyak sawit dan turunannya ke pasar domestik. Segmentasi pasar lokal mencapai 98 persen dan sisanya diekspor.
Sejalan dengan kenaikan angka penjualan, beban pokok juga meningkat sebesar 28 persen menjadi Rp2,42 triliun. Namun, laju biaya yang lebih lambat ini membuat laba kotor perseroan melejit 46 persen.
STAA juga mencatat laba operasional setelah dikurangi beban operasional sebesar Rp967 miliar. Sementara dari sisi bottom line, STAA mencetak laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp656 miliar.
Dari sisi arus kas, perseroan mencatat penerimaan kas dari pelanggan sebesar Rp3,76 triliun, mencerminkan penjualan tersebut sudah terealisasi. Sementara arus kas bersih dari aktivitas operasional sebesar Rp634 miliar.
Posisi kas dan setara kas STAA tercatat berkurang 24 persen dalam enam bulan menjadi Rp999,7 miliar. Namun, angka persediaan naik lebih dari dua kali lipat menjadi Rp998 miliar, yang mengindikasikan keyakinan manajemen terhadap prospek penjualan tahun ini.