IDXChannel - Kinerja saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) sepanjang pekan lalu terbilang moncer, hingga mampu menyentuh rekor tertinggi All Time High (ATH) pada sesi perdagangan Rabu (29/8/2023).
Sempat mencapai puncak di level Rp1.415 per saham, namun sayang saham PGEO menutup perdagangan di angka Rp1.400 per saham, atau menguat 8,11 persen dari sesi pembukaan.
Melambungnya saham anak usaha Pertamina Group tersebut dinilai tak lepas dari keikutsertaan manajemen perusahaan dalam kunjungan kenegaraan, yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, ke Kenya, beberapa waktu lalu.
Kunjungan Tim PGEO tersebut tak lepas dari Program PGEO goes global, dengan mencoba memaksimalkan berbagai peluang keuntungan yang didapat dari berbagai kerja sama yang digagas.
Atas inisiatif tersebut, PGEO pun memanen apresiasi positif dari berbagai pihak, yang juga diyakini sebagai sentimen utama yang mendorong harga sahamnya ke zona hijau.
Pasalnya, langkah memperluas ekspansi ke level internasional tersebut dinilai tak hanya menguntungkan PGEO secara korporasi, melainkan juga penting bagi pengembangan energi bersih di Indonesia.
Terbaru, tim PGEO bersama rombongan kenegaraan yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kenya dan menghasilkan sejumlah kerja sama antara kedua negara.
"(Kunjungan) Ini merupakan langkah maju dalam mempercepat terwujudnya transisi energi bersih di Indonesia," ujar Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmi Radhi, akhir pekan lalu.
Menurut Fahmi, pembelajaran dari Kenya ini dapat dimanfaatkan sebagai landasan kuat untuk merumuskan strategi pengembangan energi bersih yang lebih efisien di dalam negeri.
Dalam kunjungan tersebut, Tim PGEO telah melakukan sejumlah aktivitas penting dalam kunjungannya ke negara yang berada di bagian timur benua Afrika tersebut.
Aktivitas tersebut diawali dengan dicapainya kesepakatan kerjasama penambangan potensi bisnis panas bumi dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL).
AGIL sendiri diketahui merupakan anak usaha dari
AGIL No.1, sebuah perusahaan terbatas di Kenya, yang bergerak di bidang pengembangan energi panas bumi dalam pengembangan konsesi Longonot.
Aktivitas penting lain yang dilakukan PGE adalah tambahan pengetahuan dan informasi dari kunjungannya ke Lapangan Olkaria I yang merupakan lokasi pembangkit listrik panas bumi tertua di Kenya.
Dalam konsumsi pemanfaatan listrik warga Kenya, 60 persen kebutuhan di antaranya bersumber dari hasil produksi panas bumi di negara tersebut.
"Kunjungan PGEO ke Kenya sudah seharusnya bukan hanya sekadar meraih peluang dan potensi mengembangkan ekspansi bisnis geothermal," tutur Fahmi.
Lebih penting dari itu, Fahmi menjelaskan, PGEO juga telah memainkan peran penting dalam mewujudkan energi terbarukan secara global.
"Dalam konteks global yang semakin mengarah ke energi terbarukan, kolaborasi semacam ini menjadi tonggak penting dalam membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," tegas fami.
Karenanya, Fahmi sangat mengapresiasi keseriusan PGEO dalam upaya mengembangkan hadirnya dunia yang
lebih bersih.
Pengaruh dari kunjungan tersebut, diyakini Fahmi, tidak hanya terjadi dalam skala nasional, namun juga ke kancah internasional. (TSA)