"Peningkatan konsumsi CPO untuk kebutuhan biodiesel berpotensi menekan ketersediaan pasokan untuk ekspor global dan mendorong kenaikan harga CPO secara berlebihan, yang pada akhirnya dapat melemahkan daya saing Indonesia di pasar global," tutur Aditya.
Phintraco mencatat, harga CPO dapat bergerak lebih tinggi apabila terjadi gangguan produksi akibat faktor cuaca. Proyeksi BMKG dan NOAA menunjukkan potensi pergeseran menuju kondisi La Nina pada akhir 2025 hingga awal 2026, sehingga curah hujan meningkat di sejumlah wilayah perkebunan.
Kondisi tersebut berpotensi menekan aktivitas panen dan menghambat distribusi hasil, meskipun dampaknya masih bergantung pada intensitas curah hujan.
Aditya juga menyoroti eksposur pasar ekspor Indonesia juga diproyeksikan berubah setelah penandatanganan Indonesia–European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU–CEPA).
"Ini membuka akses masuk ke Uni Eropa sebagai importir CPO terbesar ketiga di dunia dengan permintaan 6-7 juta ton per tahun," kata dia.