Sebagai informasi, KAEF juga menerbitkan ulang laporan keuangan tahun 2023 untuk mengoreksi informasi material yang dinilai salah saji. Hal ini berkaitan dengan penyesuaian yang terjadi pada entitas anak usaha, PT Kimia Farma Apotek.
Direktur Utama KAEF, Djagad Prakasa Dwialam mengatakan, penurunan kerugian bersih tersebut mendorong perseroan semakin optimistis dalam menyambut kinerja 2025 di tengah berbagai tantangan yang ada di industri farmasi nasional.
"Transformasi bisnis yang kami lakukan sejak tahun lalu telah berdampak positif terhadap pertumbuhan penjualan, penurunan COGS (beban pokok penjualan) dan penurunan beban usaha," ujar Djagad dalam keterangan resmi, Senin (7/7/2025).
Di 2024, Kimia Farma membukukan penjualan Rp9,94 triliun, relatif stabil dibandingkan 2023 yang sebesar Rp9,87 triliun. Penjualan tersebut ditopang oleh obat dan jasa pihak ketiga Rp6,89 triliun dengan segmen obat ethical Rp2,9 triliun, obat over the counter (OTC) Rp1,36 triliun, jasa klinik, lab klinik, dan lain-lain Rp1,48 triliun, serta obat generik Rp1,15 triliun.
Perseroan juga menjual produksi obat sendiri dengan rincian masing-masing obat generik Rp1,46 triliun, obat ethical, lisensi, dan narkotika Rp890 miliar, serta obat OTC dan kosmetik Rp382 miliar,