IDXChannel – Penambahan kapasitas terpasang listrik dari energi baru terbarukan (EBT) tahun ini diperkirakan hanya mencapai 400-500 megawatt (MW). Jumlah ini masih sangat jauh bila dibandingkan target realisasi yang tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).
Periset Teknologi dan Material Fotovoltaik Institute for Essential Services Reform (IESR) Daniel Kurniawan mengatakan, pada tahun 2020, penambahan kapasitas energi terbarukan hanya 187,5 MW, terendah dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Hal ini karena penundaan konstruksi terutama proyek-proyek PLTA dan juga panas bumi.
"Penambahan kapasitas tahun 2020 mayoritas dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) dan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)," ujarnya dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2021, Selasa (26/1/2021).
Di sisi bauran energi terbarukan di pembangkit listrik mengalami peningkatan hampir menyentuh 15% pada semester I/2020. Namun jika dilihat secara keseluruhan pembangkitan listrik kita masih didominasi batu bara yang juga meningkat 1,3%.
"Ini menunjukkan bauran listrik kita masih sangat kotor dan emisi ini perlu diturunkan hingga tahun 2030 jika kita ingin mencapai kesepakatan Paris," jelasnya.