Sementara itu, TAPG juga terus berupaya mengendalikan biaya di tengah kenaikan harga pupuk. Beban pokok produksi tercatat naik 23 persen menjadi Rp3,5 triliun, terutama akibat kenaikan harga pupuk hingga 40 persen dan kenaikan harga TBS di level plasma 32 persen.
Selain itu, TAPG juga mencatat Oil Extraction Rate (OER) yang cukup stabil di level 23 persen. Indikator tersebut menunjukkan seberapa efisien minyak yang diekstraksi dari TBS sawit.
Untuk kuartal III-2025, TAPG masih optimistis dengan harga CPO seiring dengan kenaikan harga minyak kedelai dan harga minyak mentah akibat kebijakan biodiesel AS. Selain itu, berbagai faktor eksternal juga menjadi tantangan mulai dari minyak kedelai yang akan memasuki musim panen hingga kebijakan tarif Donald Trump.
(Rahmat Fiansyah)