Perihal mi instan, kenaikannya bukanlah merupakan masalah internal perusahaan, melainkan faktor eksternal yakni perang antara Rusia dan Ukraina. Namun demikian, saham ICBP masih tergolong masih baik hingga bisa menaikkan harga jual.
Axel menilai, respon pasar terhadap kenaikan harga dua produk emiten ini tidak terlalu signifikan. Pasalnya, ojek online dan produk mi instan sudah menjadi culture yang kuat d tengah masyarakat Indonesia.
“Mau kayak gimanapun pasti bakal kepake, saya pun ketika males pake kendaraan juga pasti pakai ojol baik motor atau mobil. Dan untuk mi instan malah lebih aman. Siapa sih di Indonesia yang ga makan mi instan, apalagi anak muda atau anak kos. naik Rp 3000 masih ga terlalu mahal menurut saya," ungkap Axel.